Sejak tahun 2021, Indonesia mengalami bencana banjir di beberapa daerah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut curah hujan tinggi penyebab utama dari banjir. Apakah hujan merupakan satu-satunya faktor banjir?
Peneliti bencana dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Dr Ir Amien Widodo MSi, pada umumnya kota sudah didesain agar bisa menghadapi hujan terbesar yang pernah terjadi untuk menghindari banjir. Kapasitas saluran air untuk menampung curah hujan yang digunakan sebuah kota bisa mencapai 5 – 50 tahun.
“Bahkan bisa menggunakan perencanaan 100 tahun jika tersedia ruang dan biaya yang cukup. Berdasarkan curah hujan tersebut, akan dihitung dan dibuat saluran penampung air hujan dengan dimensi menyesuaikan debit banjir yang akan terjadi,” kata Amien di Surabaya, Selasa (16/2/2021).
![]() |
Saluran penampung air bisa berupa tanggul, bozem, atau rawa di berbagai tempat guna menampung luapan sungai. Selain itu, untuk mempercepat penurunan muka air banjir, dipasang pompa-pompa air dan pengerukan sedimen untuk mencegah sedimentasi.
“Perencanaan yang telah dilakukan pemerintah itu bisa berjalan sebagaimana mestinya jika masyarakat juga mendukung dan mematuhi peraturan yang dibuat untuk menjaga saluran air,” ujar Ahli Geologi ITS ini.
Namun, saluran air tidak bertahan lama seiring pertumbuhan penduduk kota. Masyarakat juga banyak yang mendirikan bangunan di tepi sungai atau pinggiran bozem. Bahkan menjadikan sebagai pembuangan sampah.
Simak juga video ‘Ma’ruf Ingatkan Jangan Sampai Bencana Tiap Tahun: Kita Minimalisasi’: