Site icon InformasiTeraktual

Bagi Sejumlah Penyintas COVID-19 di Indonesia Sembuh Bukanlah Akhir dari Segalanya

Jakarta

Juno Simorangkir mengaku selalu ingin menangis setiap kali menceritakan perjalanannya melawan COVID-19 yang menurutnya “menyiksa sekali”.

“Ketika kita kena COVID-19 itu kan sendirian ya? Menjalani semuanya sendirian, tidak ada yang menemani, dan orang pun hanya bisa sebatas memberikan ‘support’ [dukungan] di media sosial,” katanya.

“Dan kita menghadapi sesuatu yang bahkan dokter-dokter saja masih banyak yang bingung.”

Juno di Rumah Sakiy

Juno Simorangkir berinisiatif untuk membentuk komunitas penyintas COVID-19 di Indonesia di Facebook dan Instagram. (Supplied)

Di rumah sakit, para dokter sudah sering mendengar keluhan tentang ‘long covid’ dari penyintas COVID-19, termasuk dr Andika Chandra Putra, yang bertugas di empat rumah sakit di Jakarta, termasuk RS Darurat Wisma Atlet.

“Memang semakin banyak pertanyaan dari pasien karena mungkin juga kasusnya semakin meningkat, atau semakin banyak pasien yang pasca swab-nya negatif, masih mengeluhkan mudah lelah, batuk, atau pegal,” katanya.

Dr Andika mengaku di tengah menangani pasien COVID-19, tenaga kesehatan juga tetap berupaya mengedukasi di tengah keterbatasan informasi soal virus corona.

“Karena dengan jumlah pasien yang meningkat beberapa waktu lalu, semua daya, upaya, tenaga, kita maksimalkan untuk kegawatan terlebih dahulu,” tutur dr Andika.

“Walau begitu, untuk kasus ‘long covid’, kami sudah memberikan banyak edukasi, seperti contoh … dalam praktik sehari-hari sudah menginfokan ke pasien terkait tata laksana pasien ‘long covid’.”

Ikuti berita seputar pandemi Australia dan lainnya di ABC Indonesia

(ita/ita)

Exit mobile version