JAKARTA – Tren pertumbuhan kasus COVID-19 di Indonesia baru saja melewati second wave atau puncak kedua pandemi terhadap Juli lalu. Sementara perkembangan masalah dunia sedang mengalami third wave atau puncak ketiga yang kurvanya perlahan melandai.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut pertumbuhan Indonesia yang cukup terpecahkan selagi ini perlu dipertahankan secara maksimal. Agar Indonesia tidak masuk ke di dalam third wave seperti yang dialami beberapa negara.
“Tugas besar kami saat ini menjaga kurva yang sedang melandai ini. Terdapat 2 pelajaran utama menjadi catatan kita,” Wiku berikan Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Selasa (14/9/2021) yang termasuk disiarkan kanal YouTube BNPB Indonesia.
Lebih lanjut, hal pertama yang dimaksud ialah dengan betul-betul melindungi protokol kesehatan sejalan pembukaan kesibukan sosial ekonomi masyarakat. Bila mempelajari pertumbuhan varian delta yang terbukti lebih cepat menular baik di negara asalnya India dan Indonesia, perlihatkan butuh sementara di ke-2 negara untuk mencapai fase lonjakan.
Di India, varian delta muncul sejak September 2020, namun lonjakan berjalan terhadap April 2021. Sementara di Indonesia varian delta ditemukan terhadap Januari 2021, tetapi lonjakan berjalan terhadap Juli 2021. Ini berarti bahwa lonjakan masalah berjalan bukan cuman dikarenakan varian Delta, tetapi akibat kegiatan sosial ekonomi penduduk yang tidak diimbangi bersama dengan prokes ketat.
“Apabila kita mampu membatasi kesibukan sosial ekonomi, maka dampak berasal dari varian tidak bakal melonjak signifikan,” jelasnya.
Kedua, bersama dengan menyaksikan pola lonjakan di Indonesia yang berselang 3 bulan dari dunia serta negara lain seperti India, Malaysia dan Jepang, maka sikap berhati-hati dan tekun protokol kesehatan diharuskan sehingga tidak menyusul negara lain mengalami third wave.
“Kita sanggup studi dari India mengingat kasusnya melandai didalam beberapa bulan terakhir,” lanjut Wiku.
Disamping itu, Wiku memaparkan hasil pembelajaran pada periode lonjakan yang berjalan di era pandemi COVID-19. Di dunia sejauh ini sudah mengalami 3 puncak di th. 2021. Masing-masing berjalan pada bulan Januari (pertama), April (kedua) dan Agustus – September (ketiga).
Negara penyumbang total masalah positif terbanyak di dunia, Amerika Serikat sementara ini tengah mengalami third wave dan kurvanya perlahan melandai. Pola kenaikan masalah di Amerika Serikat, serupa pola kenaikan persoalan dunia. Terutama pada kenaikan bulan Januari dan September di tahun 2021.
Terdapat sedikit perbedaan yang berjalan terhadap bulan April 2021, kasus COVID-19 dunia melonjak dan Amerika Serikat tambah menurun. Jepang dan Malaysia memiliki pola kenaikan kasus sama bersama dunia dimana berlangsung kenaikan 3 kali lonjakan kasus terhadap Januari, April dan Agustus -September. Jepang telah menurun, tapi Malaysia masih berada di puncak ketiga.
Perkembangan kasus yang paling berlainan bersama negara-negara lainnya adalah di India yang mengalami lonjakan masalah pertama terhadap September 2020. Dimana negara lain belum mengalami lonjakan pertama. Namun, terhadap tahun 2021 dimana negara lain mengalami puncak, India tambah alami penurunan dan mengalami puncak terhadap April 2021, dan lonjakan penting dan jadi penyumbang kasus tertinggi di dunia.
Namun, puncak ke dua tetap mengalami penurunan dan pas ini kurva kasusnya mendatar sepanjang 2,5 bulan berturut-turut. Cukup tidak serupa dibandingkan dunia dan negara lain yang tengah mengalami kenaikan kasus.
Melihat pola Indonesia, mengalami periode puncak kasus serupa dengan periode dunia, AS dan Jepang, yaitu pada Januari 2021. Namun uniknya, saat dunia mengalami puncak ke-2 terhadap April, Indonesia mengalami pelandaian. Ketika Indonesia mengalami puncak kedua di Juli lalu, justru negara-negara lain dan dunia tidak mengalami kenaikan.
Dan terhadap September ini masalah Indonesia terus melandai selagi persoalan dunia mengalami third wave. Lonjakan kedua di Indonesia pada Juni – Juli lalu, memperlihatkan bahwa biarpun Indonesia mengalami kenaikan masalah yang signifikan, tapi tidak lumayan penting berkontribusi untuk kenaikan masalah dunia.
Lonjakan kasus di Indonesia langsung ditangani, supaya sanggup lagi melandai selagi ini, dimana negara lain menyatakan lonjakan ketiga. Ditambah lagi dengan jumlah penduduk Indonesia yang mirip AS, ternyata Indonesia jauh lebih kecil angkanya terhadap persoalan positif harian dan jumlah masalah per 1 juta penduduk. Bahkan Jumlah tersebut tetap lebih kecil dibandingkan negara tetangga bersama Jumlah penduduk lebih kecil.
“Perkembangan yang baik ini telah semestinya diapresiasi. Karena membuktikan ketahanan bangsa kita dalam hadapi pandemi COVID-19. Saya Berterimakasih kepada penduduk tenaga kebugaran yang tidak kenal letih mengatasi pasien Dan kerjasama yang baik semua kepala daerah,” pungkas Wiku.