Site icon InformasiTeraktual

Prof Nidom Curigai Tes COVID-19 yang Dilakukan Selama Ini Menguji Corona B117

Surabaya

Dua kasus virus Corona B117 baru di Karawang Jawa Barat. Penemuan ini diumumkan setahun Corona, Rabu (3/3). Virus yang diduga dibawa dari Arab Saudi ini disebut sudah ada di Indonesia. Peneliti mencurigai jika tes COVID-19 yang selama ini dilakukan adalah untuk menguji virus Corona B117.

“Makanya kenapa saya begitu yakin bahwa B117 itu sudah ada di Indonesia, sudah tersebar. Jangan-jangan selama ini yang kita uji dengan PCR dan sebagainya B117,” kata Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Professor Nidom Foundation (PNF), Prof dr Chairul Anwar Nidom saat dihubungi detikcom, Jumat (5/3/2021).

Nidom menilai bisa jadi COVID B117 sudah ada sebelumnya. Artinya, bahwa saat virus itu ada di masyarakat, kemudian keluar lagi dari masyarakat itu bisa bermacam-macam modelnya.

“Jadi kalau kita menghadapi virus RNA (Ribonucleic acid) seperti COVID-19 ini kita harus siap dengan pola mutasinya. Jadi nggak usah kaget bahwa dengan ada Corona B117 terus dirombak (Aturan) bukan begitu. Yang penting apa akibatnya dengan ditemukan ini,” ujarnya.

Saat ini, dia menyarankan agar protokol kesehatan harus diaktifkan, diperkuat dan didisiplinkan lagi di masyarakat. Terutama menjaga jarak dan memakai masker. Agar percepatan penularan bisa diperlambat dengan mengatur jarak dan menggunakan masker.

Dan virus ini tidak bisa dicegah dengan vaksin sinovac. Terlebih virus COVID-19 dari Wuhan dan Corona B117 dari Inggris berbeda. Masyarakat pun diminta hati-hati terhadap vaksin sinovac, karena dinilai kurang efektif terhadap Corona B117. Pasalnya, vaksin sinovac ini didesain untuk virus Wuhan satu tahun lalu, bukan didesain untuk B117.

“Kalau ada orang yang mengatakan bahwa vaksin ini masih efektif untuk virus baru, kalau tidak ada bukti lab saya anggap itu iklan saja dari para pedagang,” kata Nidom.

“Sinovac ini didesain berdasarkan virus awal dulu. Dan sekarang sudah berubah banyak. Itu harusnya diganti, harus berdasarkan virus terbaru,” jelasnya.

Agar vaksin sinovac tidak mubazir, Nidom menyarankan untuk kembali dievaluasi. Jika dikatakan masih efektif untuk virus yang baru, maka harus ada publikasi atau datanya.

“Kalau hanya sekedar ngomong, itu ya saya anggap itu omongan pedagang,” katanya.

Simak juga ‘Jokowi Imbau Warga Tak Khawatir soal Mutasi Corona B117’:

[Gambas:Video 20detik]

(fat/fat)

Exit mobile version