Site icon InformasiTeraktual

Sebut ekonomi nyaris normal, Jokowi: 7% harus tercapai!

Jakarta

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini proses pemulihan ekonomi Indonesia berjalan dengan baik. Bahkan menurutnya ekonomi Indonesia sudah hampir normal.

Hal itu disampaikannya saat memberikan arahan kepada kepala daerah se-Indonesia pada 28 April 2021 yang ditayangkan ulang hari ini melalui akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (29/4/2021).

Menurutnya pemulihan ekonomi saat ini erat kaitannya dengan upaya penekanan laju penyebaran virus COVID-19 secara harian .

“Bulan Maret-April ini sudah kelihatan, ekonomi sudah hampir menuju pada posisi normal. Sehingga target kita secara nasional di tahun 2021 ini target pertumbuhan kita 4,5-5,5% itu bisa kita capai,” ucapnya.

Capaian target pertumbuhan ekonomi tahun ini menurutnya bisa tercapai tergantung dari perputaran roda ekonomi di kuartal II ini. Dia yakin pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2021 bisa mencapai 7%.

“Kalau kita bisa menekan covid-nya, tanpa membuat guncangan di ekonomi inilah keberhasilan dan target kita kurang lebih 7% harus tercapai. Kalau itu bisa tercapai, Insyaallah kita pada kuartal berikutnya akan lebih memudahkan,” tegasnya.

Jokowi pun menerangkan alasan dia begitu optimis terhadap ekonomi, banyak industri mulai kembali beroperasi. Hal itu tercermin dari Purchasing Managers Index (PMI) yang pada sebelum pandemi berada di angka 51, sekarang sudah berada di level 53,2.

“Kemudian konsumsi listrik sudah terjadi pertumbuhan. Konsumsi listrik. Sudah berada di angka naik yang bisa negatif, negatif, negatif, ini sudah naik kurang lebih 3,3%. Baik itu di industri, di rumah tangga, di pemerintahan, semuanya konsumsinya naik. Ini juga patut kita syukuri,” tambahnya.

Impor barang modal juga tumbuh 33,7%. Menurutnya hal itu menunjukkan geliat produksi di tanah air semakin meningkat. Indeks keyakinan konsumen menurut Jokowi juga naik dari sebelumnya 84,9-85,8 menjadi 93.

“Ini juga patut kita syukuri, artinya kita harus optimis. Kemudian indeks penjualan ritel. Meningkat mencapai 182,3 di bulan Maret. Artinya ada demand di situ, ada permintaan di situ. Ada belanja di situ. Ada konsumsi. Kelihatan di indeks penjualan ritel,” tuturnya.

(das/eds)

Exit mobile version