Site icon InformasiTeraktual

Soal Dentuman di Malang, LAPAN: Belum Menerima Laporan

Surabaya – Suara dentuman di Malang yang terdengar hingga Surabaya belum jelas dari mana asalnya. Hingga kini, asal dentuman tersebut masih misterius.

Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN) belum menerima laporan terkait dentuman tersebut. Apakah disebabkan oleh aktivitas antariksa seperti meteor jatuh atau bukan?

“(Lapan) belum menerima laporan,” ujar Kepala Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin dalam pesan singkatnya kepada detikcom, Rabu (3/2/2021).

Terpisah, Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda, Teguh Tri Susanto menyatakan, dentuman juga bukan disebabkan oleh gempa. “Berdasarkan data sensor sismic di Malang, Tretes, dan Gedangan, Sidoarjo pada rentang waktu pukul 24.00-03.00 WIB tidak menunjukkan peningkatan aktifitas kegempaan. Demikian pula dari data aktifitas sambaran petir juga tidak menunjukkan anomali peningkatan. Perlu dilakukan survei lanjutan terkait penyebab dentuman ini,” ujar Teguh kepada detikcom.

Hingga kini, belum diketahui asal suara dentuman yang terdengar di Malang hingga Kota Surabaya dan sekitarnya tersebut. Sebelumnya diketahui, suara dentuman terdengar di Malang, Jawa Timur. Dentuman itu pertama kali terdengar pada Selasa (2/2) pukul 23.00 WIB. Dentuman terdengar beberapa kali dengan frekuensi yang berdekatan.

Petugas call center BPBD Kota Malang, Aziz, mengatakan dentuman terdengar hingga Kabupaten Malang. Dentuman terdengar seperti meriam hingga getarkan kaca jendela.

“Benar, se-Malang Raya, di (Kota) Batu dengar, di Kabupaten Malang ada yang sebagian yang mendengarkan. jendela, kaca-kaca, getar-getar,” kata Aziz.

Suara dentuman yang terdengar di Malang ternyata juga dirasakan beberapa warga Surabaya. Dentuman ini terjadi berulang pada Rabu (3/2) dinihari tadi.

“Mulai jam setengah dua (dinihari) tadi udah kedenger,” ujar Didi Rosadi kepada detikcom.

Didi yang bertempat tinggal di Jalan Gunungsari, Surabaya, mengaku mendengar dentuman berulang kali. “Terus berulang sampai jam 2 (dinihari). Dari mulai setengah dua sampai jam 2 lebih. Hampir sekitar se-jam lah,” jelasnya.

Didi belum mengerti dentuman yang ia dengar berasal dari mana. “Posisinya di dalam rumah, cuma dengar berulang, dan jelas suaranya,” imbuhnya.

Exit mobile version