Detik.com – Banjir masih menerjang sebagian wilayah di Pandeglang, Banten. Akibatnya, warga yang terdampak banjir saat ini membutuhkan bantuan logistik dan obat-obatan untuk anak-anak hingga lansia.
Sumarni (39) salah satunya. Ibu rumah tangga yang tinggal di Desa Surianeun, Kecamatan Patia, Pandeglang, Banten ini membutuhkan obat-obatan karena putra kecilnya mulai diserang penyakit gatal-gatal.
“Anak ibu udah mulai gatal-gatal. Airnya kan kecampur sama banjir,” katanya saat ditemui detikcom di Pandeglang, Banten Jumat (29/1/2021).
Selain obat-obatan, stok logistik makanan di rumah Sumarni juga mulai menipis. Sementara, akses jalan satu-satunya untuk berbelanja ke Kecamatan Pagelaran, Banten hingga kini masih terputus oleh banjir dan belum bisa kendaraan.
“Yang paling dibutuhkan itu minyak goreng sama gula. Di warung dekat sini semalam ibu beli udah mulai enggak ada, ke desa sebrang juga susah, makanya mudah-mudahan air ini cepet surut bisa beli ke pasar,” ujarnya.
Kondisi yang sama juga dialami Darsiah (43) warga Desa Bulagor, Kecamatan Pagelaran, Pandeglang, Banten. Kata dia, bantuan logistik saat ini dibutuhkan warga supaya bisa tetap bertahan hingga banjir surut.
“Kalau beras mah Alhamdulillah masih ada, cuma minyak goreng doang ini susah nyarinya dimana. Kita mau ke pasar juga kan susah, jalannya keputus enggak bisa lewat,” bebernya.
Dikonfirmasi terpisah, Camat Patia Cecep Rohman membenarkan warga di wilayahnya membutuhkan bantuan logistik dan obat-obatan. Bantuan dari pemerintah setempat pun sulit dijangkau lantaran akses jalan satu-satunya menuju Kecamatan Patia, Pandeglang, Banten terputus oleh banjir.
“Kami kesulitan, tadi aja yang mau lewat ke sini harus pakai perahu, apalagi kalau sambil bawa bantuan lebih kewalahan lagi. Belum kalau harus masuk ke kampung-kampung, perahu yang pakai mesin itu kan enggak bisa masuk, harus pakai perahu karet, sementara jumlahnya di desa hanya ada satu doang, jadi terbatas,” pungkasnya.
Sebelumnya, banjir di Pandeglang, Banten, mulai meluas akibat intensitas hujan yang tinggi. Tercatat, ada 7 kecamatan yang terkena banjir dengan ketinggian mulai dari 20 centimeter hingga 1 meter.
Dari ketujuh kecamatan itu, dua kecamatan yaitu Kecamatan Pagelaran dan Patia mengalami dampak parah akibat banjir dari luapan Sungai Cilemer. Sedangkan sisanya, genangan air sudah terpantau mulai surut dan berkurang.