PilarBerita.com – Komunitas sepakbola Indonesia berduka atas kepergian Septian Raharja, 35 tahun, yang meninggal dunia setelah tersambar petir saat bermain sepakbola di Stadion Siliwangi, Kota Bandung, Jawa Barat. Kejadian ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga Septian, yang menggambarkan almarhum sebagai pribadi teladan dan sosok yang sangat mencintai keluarganya.
Septian, yang berasal dari Kabupaten Subang, telah menunjukkan dedikasi tinggi terhadap olahraga sepakbola sejak usia muda. Istrinya, Dara, menceritakan bahwa Septian telah aktif dalam kegiatan sepakbola sejak sekolah dasar dan bahkan pernah mengikuti berbagai turnamen di tingkat kecamatan.
“Bagi Septian, bermain sepakbola adalah lebih dari sekadar hobi. Ini adalah bagian dari hidupnya. Meski belakangan aktivitasnya terbatas karena cedera lutut kanan yang dialaminya setahun yang lalu, namun semangatnya dalam dunia sepakbola tidak pernah pudar,” ujar Dara, di rumah duka mereka.
Dara juga menambahkan bahwa Septian adalah sosok suami yang sangat mencintai keluarganya. “Meskipun kakinya mengalami cedera, Septian tetap menjadi sosok ayah yang teladan bagi kedua anaknya. Kami sangat merindukan kebaikan dan kehangatan yang selalu beliau berikan,” ungkap Dara dengan suara terbata-bata.
Kejadian tragis yang menimpa Septian terjadi saat pertandingan sepakbola yang sedang berlangsung di Stadion Siliwangi pada Sabtu, 10 Februari 2024. Detik-detik insiden tersebut terekam dalam sebuah video yang kemudian tersebar luas di media sosial, memicu kepedulian dan simpati dari masyarakat luas.
Dalam video tersebut, terlihat bagaimana pertandingan tiba-tiba terhenti karena pemain belakang, yang kemudian diidentifikasi sebagai Septian Raharja, tersambar petir. Rekaman CCTV dari stadion memperlihatkan momen dramatis ketika petir menyambar, mengakibatkan Septian mengalami luka bakar parah di kakinya.
Saksi mata yang menyaksikan kejadian tersebut memberikan detail bahwa sepatu Septian terbakar dan ia mengalami luka merah di dada serta kulitnya meleleh akibat dampak langsung dari sambaran petir. Upaya pertolongan segera dilakukan oleh rekan-rekan setimnya dan tim medis yang hadir di stadion.
Meskipun Septian segera dievakuasi ke Rumah Sakit Sariningsih dan mendapat perawatan medis yang intensif, namun nyawa pria itu tidak bisa tertolong. Sebelumnya, telah diketahui bahwa petir sudah terjadi selama pertandingan, dan penangkal petir juga telah dipasang di stadion. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian tersebut merupakan suatu insiden yang tidak terduga dan menyedihkan bagi semua pihak yang terlibat.
Keluarga, teman-teman, dan komunitas sepakbola setempat berkumpul untuk mengenang sosok Septian Raharja yang telah berjuang dengan semangat dalam olahraga yang dicintainya. Semoga kepergian Septian menjadi pelajaran bagi kita semua tentang pentingnya keselamatan dalam setiap aktivitas, serta menjadi pengingat akan kenangan indah yang beliau tinggalkan.
Baca juga: Siap Total! Polri Hadirkan 25.000 Personel Brimob dan Operasi Kontijensi untuk Pemilu 2024
Sumber: Detik