Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno menyiapkan langkah intervensi sebagai paket penyelamatan wisata Bali berupa paket stimulus senilai total Rp 13,2 triliun.
Paket penyelamatan ini sedang disiapkan Kemenparekraf bersama Pemprov Bali dan stakeholder pariwisata ekonomi kreatif di Bali senilai Rp 9,9 triliun dan ditambah Rp 3,3 triliun untuk paket pemulihan sektor mikro yang sangat strategis.
Hal itu disampaikan Sandiaga usai menyelesaikan rapat kerja dengan Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa didampingi Deputi Bidang Ekonomi Amalia Adininggar Widiasanti dan Deputi Bidang Pengembangan Regional Rudi Supriadi Prawiradinata.
Sandiaga meyakini revitalisasi pariwisata dan ekonomi kreatif di masa pandemi virus Corona (Covid-19) dapat terwujud dengan berbagai program stimulus pemerintah.
Menurut Sandiaga Uno capaian sektor pariwisata di 2020 menunjukkan angka kontraksi yang luar biasa baik kunjungan wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara termasuk penerimaan devisa pariwisata sangat menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Menteri PPN menyebutkan jika kita bisa melakukan revitalisasi di Bali maka kita dapat menciptakan gelombang ekonomi senilai USD 9-12 miliar. Total jumlah waktu kerja yang hilang di sektor pariwisata itu dampaknya mencapai Rp 150 triliun dampaknya pada ekonomi Indonesia,” ungkap Sandiaga Uno.
“Di sisi ekonomi kreatif pada 2020 lalu memiliki nilai tambah mencapai Rp 1.100 triliun, dan memiliki nilai ekspor 17 miliar dolar, dan jumlah lapangan kerja 17,25. Kegiatan-kegiatan pengembangan utama ekonomi kreatif berupa peningkatan SDM, aspek pendanaan, kolaborasi dan jejaring, infrastruktur, hak kekayaan intelektual, akses pasar, dan fasilitas basis data dan akses bantuan pemerintah kita kolaborasi dengan Bappenas,” jelas Sandiaga Uno.
Dalam pertemuan dengan Bappenas, Kamis (4/2/2021) Sandi juga membahas tiga masalah utama yang sekarang perlu solusi cepat dari segi pariwisata dan ekonomi kreatif.
Pertama adalah rencana reaktivasi dan prioritas kebijakan pemerintah yang akan menjadi intervensi dari situasi yang perlu dicermati di beberapa geografis seperti Bali, Batam Bintan yang sangat terpuruk karena menurunnya angka pariwisata.
Lebih lanjut, dari aspek ekonomi kreatif di masa pandemi, ada yang mampu bertahan tapi adapula yang mengalami kontraksi luar biasa. Untuk itu Sandiaga Uno menyebutkan pihaknya telah menyusun master plan dari beberapa daerah destinasi wisata seperti Ubud, Bangka Belitung, Manado Likupang, yang tengah menjadi salah satu bagian penyiapan destinasi pariwisata prioritas seperti daerah yang sudah eksis seperti di Bali.
“Memang pembicaraan menyentuh target 2021, jika dilihat dari devisa pariwisata termasuk jumlah wisatawan mancanegara maupun wisatawan Nusantara harus direvisi selama tiga bulan ini, termasuk tenaga kerja pariwisata yang banyak mendapatkan tekanan. Kontribusi PDB pariwisata terhadap PDB nasional memang harus kita perhatikan sekaligus peningkatan daya saing pariwisata,” tutur Sandiaga Uno.
Bersama Bappenas, pihaknya juga membicarakan dukungan dana alokasi khusus pariwisata dapat lebih menyentuh kegiatan kegiatan yang dapat dirasakan masyarakat di daerah.
Sehingga selain 5 destinasi pariwisata super prioritas sebesar Rp 9,9 triliun, program-program di destinasi wisata lainnya akan mampu berdampak positif pada pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Kita harapkan kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif bisa menggunakan skema DAK fisik penugasan pariwisata 2021. Ini adalah langkah-langkah awal kita untuk memastikan kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai wujud pemulihan ekonomi dan mempercepat bantuan, membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya, termasuk memberikan akses peluang kepada para pelaku usaha, UMKM, dan entrepreneur di beberapa daerah prioritas dan tujuan pariwisata kita,” tutup Sandiaga Uno dalam pernyataannya yang diterima Jumat, (5/2/2021).