Pecco Bagnaia, pembalap tim Ducati Lenovo, mencatat pencapaian luar biasa dengan 11 kemenangan, menyamai rekor legenda seperti Valentino Rossi dan Marc Marquez. Namun, selisih 10 poin dari Martin membuatnya harus rela melepas gelar juara dunia. Seri terakhir di Barcelona menjadi penutup musim yang dramatis bagi kedua pembalap.
Manajer Tim Ducati Lenovo, Davide Tardozzi, mengakui bahwa konsistensi Martin menjadi kunci keberhasilannya meraih gelar juara dunia. “Jorge pantas mendapatkan gelar ini karena ia cepat dan konsisten. Ia meraih lebih banyak podium dibandingkan Pecco, sehingga mampu mengelola balapan dengan lebih baik,” ujar Tardozzi dalam wawancara dengan MotoGP.com.
Tardozzi menambahkan bahwa Bagnaia mengalami kendala serius dengan delapan kali gagal finis (DNF) selama musim ini. Hal ini menjadi penghalang besar baginya untuk mempertahankan gelar. Sebaliknya, Martin hanya mengalami tiga kali DNF, membuat perolehan poinnya lebih stabil sepanjang musim.
Baca juga: Erupsi Gunung Lewotobi Ganggu Penerbangan Australia ke Bali, Bandara Ngurah Rai Ambil Langkah Antisipasi
“Sayangnya, Pecco membuat beberapa kesalahan krusial. Delapan kali tanpa poin membuat peluangnya menipis. Namun, saya yakin ia tetap seorang juara dan akan kembali bertarung untuk gelar tahun depan,” lanjut Tardozzi.
Statistik menunjukkan, Martin tampil luar biasa dengan total 16 kali finis di balapan utama dan Sprint Race. Hal ini menegaskan kemampuannya dalam menjaga performa di setiap seri, meskipun tidak selalu menjadi pemenang.
Bagnaia, di sisi lain, tetap optimis meski gagal mempertahankan gelar juara. “Kami sebenarnya sudah melakukan pekerjaan yang sangat baik. Bahkan dengan delapan kali tanpa poin, kami berhasil melampaui perolehan poin musim lalu. Namun, konsistensi Martin membuat perbedaan besar,” ungkapnya.
Dengan kemenangan ini, Martin tidak hanya membuktikan dirinya sebagai pembalap yang tangguh, tetapi juga menunjukkan pentingnya strategi dan pengelolaan risiko dalam dunia balap. Gelar juara dunia ini menjadi bukti bahwa kecepatan semata tidak cukup untuk menjadi yang terbaik. Konsistensi dan kecerdasan dalam mengambil keputusan di setiap balapan adalah kunci kesuksesan.
MotoGP 2024 ditutup dengan pelajaran berharga bagi semua pembalap dan tim. Bagi Pecco Bagnaia, meski gagal, ia tetap menjadi simbol keberanian dan determinasi. Sementara itu, bagi Jorge Martin, kemenangan ini adalah awal dari perjalanan baru sebagai Juara Dunia MotoGP yang akan dikenang lama.
Dengan musim yang penuh tantangan ini, semua mata kini tertuju pada MotoGP 2025. Persaingan baru akan segera dimulai, dan para penggemar tentunya tak sabar menyaksikan aksi luar biasa di lintasan.