“Yok kita nonton ondel-ondel,” ujar Pramono sambil menyanyikan lagu Ondel-Ondel yang diiringi instrumen yang telah disiapkan oleh penyelenggara. Aksi spontan ini sontak menarik perhatian para tamu undangan, termasuk tokoh politik Ridwan Kamil dan Kun Wardana yang turut hadir. Setelah penampilan tersebut, Pramono menyempatkan diri untuk merekam dirinya menggunakan ponsel pribadi, menyampaikan pesan yang lebih santai dan membangun kedekatan dengan para pendukungnya.
Meski memperlihatkan sisi humanisnya, fokus utama Pramono dalam acara tersebut adalah penyampaian program kerja unggulan yang telah ia siapkan untuk warga Jakarta. Dalam sesi “Apa, Kenapa, Bagaimana” (AKB), Pramono menekankan pentingnya penanganan masalah pengangguran, khususnya di kalangan lulusan baru perguruan tinggi. Salah satu solusi yang diusulkan adalah penyelenggaraan bursa kerja atau job fair di setiap kecamatan di Jakarta setiap tiga bulan sekali.
“Kami ingin memastikan bahwa anak-anak muda yang baru lulus kuliah tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan pekerjaan. Job fair setiap tiga bulan di setiap kecamatan akan mempercepat proses itu,” jelas Pramono.
Program tersebut diharapkan dapat membantu menekan angka pengangguran yang masih tinggi di Jakarta, terutama bagi generasi muda yang baru memasuki dunia kerja. Tak hanya itu, Pramono juga menjanjikan akan membangun balai latihan kerja di setiap kecamatan, yang menurutnya bisa menjadi jembatan penting antara lulusan baru dengan kebutuhan industri.
Baca juga: Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Disemprot Anggota DPR, Begini Responsnya!
“Balai latihan kerja di setiap kecamatan akan menjadi tempat di mana mereka bisa mendapatkan keterampilan tambahan sesuai kebutuhan pasar. Ini akan membuka lebih banyak peluang kerja bagi mereka,” tambahnya.
Langkah Pramono yang proaktif terhadap isu pengangguran ini mendapatkan sambutan positif dari berbagai pihak, termasuk Ridwan Kamil yang juga menjadi salah satu calon gubernur Jakarta. Kamil bahkan sempat menimpali dengan pujian atas ide Pramono terkait integrasi lowongan pekerjaan melalui platform digital.
Pramono menyatakan bahwa ia berencana mengintegrasikan seluruh lowongan pekerjaan, baik dari sektor swasta maupun pemerintah, ke dalam aplikasi Jakarta Kini atau JAKI. Menurutnya, dengan adanya platform tersebut, warga Jakarta, khususnya generasi muda, akan lebih mudah menemukan peluang kerja yang sesuai dengan kualifikasi mereka.
“Itu akan membuka ruang yang luar biasa bagi anak-anak muda untuk bisa menjamin pekerjaan,” kata Pramono saat berpidato di depan para peserta seminar. Ia juga menambahkan, “Kami harus membuat proses ini transparan. Tidak ada lagi monopoli oleh kelompok tertentu, semua kesempatan harus terbuka untuk semua.”
Selain fokus pada penyediaan lapangan kerja, Pramono juga menyoroti pentingnya reformasi birokrasi, khususnya dalam hal transparansi proses penerimaan kerja di instansi pemerintah. Menurutnya, reformasi birokrasi akan memberikan keadilan dan membuka akses yang lebih luas bagi seluruh warga Jakarta.
“Apapun ruangannya, itu dibuka selebar-lebarnya, transparan dan tidak boleh lagi dikuasai oleh satu kelompok tertentu,” tegasnya.
Dalam konteks Pilgub Jakarta 2024, agenda kampanye ini bertepatan dengan masa kampanye yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta. Tiga pasangan calon (paslon) yang bersaing dalam Pilgub kali ini adalah Ridwan Kamil-Suswono, Pramono Anung-Rano Karno, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana. Masa kampanye dijadwalkan berlangsung hingga 23 November 2024, memberikan waktu yang cukup bagi para kandidat untuk meraih simpati dan dukungan warga Jakarta.
Pramono Anung, yang menggandeng aktor sekaligus politisi PDIP, Rano Karno, sebagai calon wakil gubernurnya, berharap program-program yang ditawarkannya dapat menjadi solusi nyata untuk masalah pengangguran dan ketimpangan kesempatan kerja di ibu kota. Fokus pada pemberdayaan tenaga kerja muda menjadi salah satu isu sentral yang diangkat Pramono dalam upayanya memenangkan hati pemilih Jakarta.
Dalam suasana kampanye yang semakin kompetitif, Pramono terus menonjolkan sikap optimistis dengan menyampaikan pesan-pesan yang membangun harapan di tengah-tengah warga Jakarta. Melalui program-program yang dirancangnya, ia berkomitmen untuk menciptakan kota Jakarta yang lebih inklusif dan sejahtera, terutama bagi generasi muda yang menjadi tulang punggung masa depan ibu kota.
Dengan semangat kebersamaan dan kolaborasi, Pramono yakin bahwa Jakarta dapat menjadi kota yang memberikan lebih banyak peluang bagi warganya untuk berkembang dan mencapai kesuksesan.