Pilarberita.com – Kabar duka datang dari Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Mantan Wakapolri, Komjen Pol (Purn) Syafruddin, berpulang di usia 63 tahun pada Kamis, 20 Februari 2025. Kabar ini dikonfirmasi oleh Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko.
“Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, telah meninggalkan kita semua Komjen Pol. P. Dr. Syafruddin (Mantan Wakapolri) di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP),” ujar Trunoyudo dalam keterangannya.
Trunoyudo mengungkapkan bahwa Syafruddin menghembuskan napas terakhirnya pada pukul 18.14 WIB. Penyebab meninggalnya dikarenakan sakit, namun tidak dijelaskan secara rinci mengenai penyakit yang dideritanya.
“Semoga husnul khotimah, diampuni segala khilaf dan kesalahan beliau. Amin ya Rabb,” tambahnya.
Syafruddin Kambo, lahir di Makassar pada 12 April 1961, merupakan lulusan Akademi Kepolisian angkatan 1985. Sepanjang kariernya di kepolisian, ia menempati berbagai posisi strategis, hingga akhirnya menjabat sebagai Wakapolri sebelum pensiun. Selain berkarier di Polri, ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) dalam Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo pada 2018-2019.
Di tingkat internasional, Syafruddin mengikuti berbagai pendidikan bergengsi, termasuk di Federal Bureau of Investigation (FBI) Academy di Quantico, Virginia, Amerika Serikat. Ia juga pernah belajar di Landes Kriminal AMT di Munchen, Jerman, serta di Australian Institute of Police Management di Manly, Australia. Berbagai pengalaman ini membentuknya menjadi sosok yang berperan dalam berbagai kerja sama keamanan antarnegara.
Sebagai Wakapolri, Syafruddin terlibat dalam berbagai pertemuan strategis tingkat internasional. Salah satunya adalah ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime di Filipina, di mana ia turut membahas isu-isu radikalisme, terorisme, serta kerja sama lintas negara dalam bidang keamanan. Selain itu, ia juga berkontribusi dalam kerja sama perdagangan dan investasi antarnegara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Pada 2018, Syafruddin menjadi delegasi Indonesia dalam Kabul Peace Process 2 bersama Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla. Kegiatan yang berlangsung di Afghanistan ini bertujuan mendukung upaya perdamaian di negara tersebut.
Kepergian Syafruddin meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar Polri dan masyarakat Indonesia. Sosoknya dikenal sebagai pemimpin yang tegas, berwibawa, dan berdedikasi dalam menjaga keamanan negara. Banyak pihak yang mengenangnya sebagai pribadi yang berdedikasi tinggi terhadap institusi kepolisian dan pemerintahan.
Hingga saat ini, belum ada informasi resmi mengenai prosesi pemakaman almarhum. Ucapan belasungkawa terus mengalir dari berbagai kalangan yang mengenal dan mengapresiasi jasa-jasa Syafruddin selama hidupnya.
Semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya yang telah mengabdikan diri dalam berbagai bidang, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional.