PilarBerita.com – Pada 21 Oktober 2024, Presiden Prabowo Subianto resmi melantik kabinet barunya, yang diberi nama “Kabinet Merah Putih”, di Istana Merdeka, Jakarta. Kabinet ini terdiri dari 109 orang, mencakup 48 menteri, lima kepala lembaga setingkat menteri, 55 wakil menteri, serta satu wakil kepala staf kepresidenan.
Kabinet ini merupakan kombinasi tokoh dari berbagai latar belakang, seperti politisi, profesional, serta 16 mantan menteri dari pemerintahan Presiden Joko Widodo. Beberapa mantan menteri tetap menjabat di posisi yang sama, sementara lainnya mengemban tanggung jawab baru. Kabinet ini diharapkan dapat menjaga kesinambungan dan melakukan terobosan dalam pemerintahan Prabowo-Gibran selama lima tahun ke depan.
Setelah dilantik, para menteri dan wakil menteri akan menjalani pengarahan di Akademi Militer Magelang selama tiga hari mulai 24 Oktober 2024. Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, menyebutkan bahwa pengarahan ini bertujuan untuk menyamakan visi di antara para menteri agar mereka dapat bekerja secara kompak. “Agar menteri kompak, penyamaan visi di Akmil selama 3 hari akan dilakukan,” ujarnya.
Pada pengarahan tersebut, Presiden Prabowo diperkirakan akan memaparkan langkah-langkah strategis yang akan diambil, terutama untuk 100 hari pertama pemerintahannya. Dasco menjelaskan bahwa Prabowo ingin memastikan bahwa setiap menteri paham dan mengerti program-program prioritas yang harus diimplementasikan segera.
Implementasi Program Asta Cita dalam 100 Hari Pertama
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin, menyoroti pentingnya implementasi delapan program prioritas, atau Asta Cita, yang menjadi janji kampanye Prabowo. Beberapa program tersebut mencakup pemberantasan korupsi, pengembangan sumber daya manusia, ketahanan pangan, serta penegakan hukum. Menurut Ujang, masyarakat perlu segera merasakan dampak nyata dari program-program ini.
Selain itu, Ujang menekankan pentingnya stabilitas politik dan keamanan, serta kebijakan pro-rakyat, seperti program makan siang gratis dan penciptaan lapangan kerja. “Pemerintah harus fokus pada kesejahteraan rakyat. Program makan siang gratis, ketahanan pangan, dan penciptaan lapangan kerja harus diprioritaskan,” ungkap Ujang.
Namun, Ujang juga menyadari bahwa pemerintahan baru ini menghadapi tantangan berat, khususnya di sektor ekonomi. Defisit APBN, utang luar negeri, dan meningkatnya angka pengangguran serta kemiskinan menjadi tantangan besar yang harus segera ditangani oleh kabinet ini.
Baca juga: Visi Komjen Arif: Hari Juang Polri Menyalakan Semangat Juang dan Nasionalisme bagi Anggota Polri
Analis politik Hendri Satrio menilai tantangan terbesar yang dihadapi Kabinet Merah Putih adalah bagaimana mewujudkan visi Presiden Prabowo untuk mengentaskan kemiskinan. Dalam pidato pertamanya, Prabowo menekankan bahwa Indonesia adalah negara kaya, namun masih banyak rakyatnya yang miskin. Hal ini menjadi fokus utama yang harus dihadapi oleh kabinet baru dalam 100 hari pertama pemerintahan.
Hendri menambahkan bahwa publik dan dunia internasional akan mengamati dengan seksama bagaimana kabinet ini bekerja, mengingat banyak menteri di kabinet ini adalah tokoh-tokoh yang pernah berkontribusi besar dalam Pilpres 2024. “Masyarakat ingin melihat apakah kabinet ini mampu merealisasikan janji-janji besar Prabowo,” tegasnya.
Restrukturisasi Kabinet dan Stabilitas Politik
Sementara itu, Dedi Kurnia Syah, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), memprediksi bahwa restrukturisasi kabinet akan menjadi salah satu agenda utama pemerintahan Prabowo dalam 100 hari pertama. Dedi menyebutkan bahwa perubahan struktur dan posisi di kabinet dapat memakan waktu, sehingga mungkin menghambat produktivitas di awal masa pemerintahan.
Meski begitu, Dedi yakin bahwa pemerintah harus segera melakukan evaluasi terhadap kebijakan-kebijakan era Presiden Joko Widodo. “Restrukturisasi mungkin memakan waktu, tetapi Prabowo harus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan pemerintahan sebelumnya, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi,” tambahnya.
Dengan berbagai tantangan dan harapan, publik menantikan langkah-langkah strategis Kabinet Merah Putih untuk membawa Indonesia menuju perubahan yang lebih baik. Periode 100 hari pertama ini akan menjadi ujian bagi kabinet dalam merealisasikan janji-janji kampanye dan mempersiapkan fondasi pemerintahan yang kuat selama lima tahun ke depan.